Minggu, 02 Desember 2012

TOYOTA FJ40 1978
 
JIP- Buat pria yang kerap disapa dokter Jack, dunia off-road adalah bagian dari pelepasan stress. Dengan menginjak pedal gas jip dan melahap berbagai handicap di trek off-road membuat beban pekerjaannya sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram sedikit berkurang.

“Pokoknya kalau sudah di dalam kabin jip ini semua persoalan bisa sedikit dilupakan. Hehehehe,” bilang penyuka masakan Rawon ini. Makanya jangan kaget jika setiap ada kesempatan dokter Jack pasti menyempatkan diri untuk mencicipi berbagai trek off-road.

Mulanya Suzuki Jimny Sierra 1984 dipakai sekadar mengisi waktu luang saja tanpa terlibat dalam irama kompetisi. Beberapa kali Suzuki Sierranya dipakai juga untuk mencicipi aroma kompetisi. Namun karena keseringan bergaul dengan para offroader Mataram yang menyukai kompetisi akhirnya pria ramah ini memutuskan membangun sebuah kendaraan tempur yang kompetitif.

Agar tak ketinggalan jauh dengan lawan-lawannya, spek FJ40 keluaran 1978 yang dimodifikasi semi tubular ini pun disesuaikan kebutuhan trek off-road sekarang. Suspensi yang oke dan mesin kencang jelas dibutuhkan.

Berhubung kaki dokter Jack lumayan ganas maka mesin eks Jeep TJ Wrangler 6 silinder segaris 4.000 cc dipilih untuk memenuhi keinginannya. “Sebelumnya sempat pakai mesin Cherokee. Lalu saya  ganti  mesin TJ Wrangler. Sambil eksperimen mana yang paling oke di trek off-road,” begitu alasan dokter Jack.

Jangan kaget jika melihat sosok berkelir kuning ini ketika bermain off-road. Di bawah kendali dokter Jack yang terkenal dengan keganasan kakinya, FJ40 custom ini melaju  lumayan kencang ketika melumpur. Seperti iklan salah satu kendaraan di Indonesia dulu Wuss.. Wuss... akhirnya finish juga.

Yang unik, dr. Jack kurang menyukai suara knalpot yang terlalu berisik. Sengaja suaranya dibuat seperti orang mendesis kepedasan. “Dengan suara seperti ini aku lebih bisa mengontrol jip semitubularku,” tegas dokter Jack
Sssshhh... ssshhh... ! Awas kepedasan!


Spesifikasi Teknis

Model           
Toyota FJ40 1978
Sasis           
FJ40 tubular custom
Bodi           
Custom
Mesin           
Jeep TJ Wrangler
Kapasitas       
4.000 cc
Konfigurasi       
6 Silinder Segaris
Girboks       
3 Speed Manual Toyota
Transfer Case       
CJ7
Gardan           
Toyota FJ40
Locker           
ARB Air Locker (depan – belakang)
Rasio           
1 : 4.56
Sokbreker       
Fabtec (depan-belakang)
Per           
Leaf Spring Old Man EMU (depang – belakang)
Rem           
Cakram (depan-belakang)
Pelek           
Beadlock
Ban           
Simex Extreme Treker 35”
As Roda       
Long Field
Jok           
Hobbies Workshop (Mastercraft Custom)
Sabuk Pengaman   
Simpson
Stir           
Momo
Dasbor           
OEM Cherokee
Winch           
Warn 8274 custom double motor winch (depan)
Warn M8000 (belakang)
Aki            
Optima Yellow Top (2 Unit), G-Force Titanium (1 unit)
Lampu Utama       
Night Breaker
Fender           
Custom
Bengkel       
Dikerjakan Sendiri





LAND LOVER 1966
 
JIP - Saat si putra sulung—Ari—lahir tahun 1965, FX Margono tengah kuliah di negeri Belanda mendalami teknik Landasan pesawat terbang. Saat sang ayah pulang ke Indonesia, usianya sudah menginjak 6 bulan. Karena belum kenal, “Ari takut melihat suami saya  pulang,” kenang Lucia Sunarni—sang ibu. “Apalagi pulang bawa jip besar, Land Rover.”

FX Margono pun memaklumi, jika putra sulungnya belum mengenali wajahnya. Tak kurang akal, setiap pulang ke rumah, ada saja oleh–oleh yang dibawa dengan Land Rover ini. Dari mulai bola, bermacam mainan, baju sampai kue-kue. “Lama kelamaan si sulung pun mulai kenal sama ayahnya,” ujar ibu Sunarni yang dulu pernah sekelas dengan artis Titiek Puspa di SGTK Yogyakarta.

Tiga tahun berikutnya, lahirlah Bernardinus Agi K—si adik. Seolah mewakili bakat teknik ayahnya, “Si Agi suka banget utak-atik mesin,” cerita sang ibu. Hampir semua mainan, “Dibongkarnya untuk dilihat mesinnya.” Bahkan boneka lucu sang adik pun ikut dibongkarnya, gara-gara bisa bunyi sendiri. “Anehnya, meski masih kecil, tapi Agi bisa memperbaiki boneka itu sampai bunyi lagi,” kenang sang Ibu.

Dengan Land Rover ini pula FX Margono kerap mengajak istri dan kedua anak-anaknya (putri ketiganya belum lahir) pulang ke Jogja. Kondisi jalan di tahun ’70 an masih tentunya belum seperti sekarang. Sekarang aja masih banyak jalan yang rusak, apalagi dulu ya, he...he...he.

Dari Jakarta ke Jogja pun bisa ditempuh lebih dari satu hari. Apalagi harus lewat puncak lalu jalanan naik turun dan berkelok-kelok di sepanjang jalur selatan.  Solusinya biar enggak bosen, “Ya pakai berhenti untuk istirahat dulu.”

“Biar Ari dan Agi enggak lekas bosen, bagian belakang Land Rover diberi papan lalu diletakkan kasur. Jadi bisa nyaman untuk tiduran.”  Dan hebatnya “Papan untuk alas kasur itu masih aku simpan dengan baik mas,” ujar Agi yang kini merawat sang Landy.   

Begitu banyak kenangan manis, makanya seperti mendengar petir di siang bolong, demikian cerita Agi saking terkejutnya. Ketika mendengar Land Rover seri II milik ayahnya  ditawar orang seharga Rp 2,5 juta. “Mungkin di saat itu nilai dua juta memang banyak, tapi rasanya gak tega melepas si Land Rover ini,” ujar  Agi.

Daripada dibeli orang, mendingan aku rawat. Untung si Paman enggak keberatan ketika Land Rover ini ditukar dengan Suzuki Jimny SJ410 keluaran baru. Sang Paman justru heran melihat semangat Agi dan  bahkan tak percaya, jika Landy ini mau ditukar pakai Jimny anyar.
“Mungkin sudah jodoh, jika cinta Land Rover ini jatuh padaku,” tutup Agi.

Album Kenangan
Tahun 1965
Ayah  mendapat  dinas dari  Departemen Perhubungan Udara untuk mengikuti pendidikan di negeri Belanda berkaitan akan pekerjaan konstruksi landas pacu di Bandara Internasional Kemayoran.

Tahun 1966

Dengan adanya Kerjasama antara Indonesia dan Belanda dalam pekerjaan konstruksi
di bandara Kemayoran, maka Belanda memberikan bantuan beberapa unit Land Rover untuk kendaraan proyek. Jumlah unitnya ada “Belasan,” ujar Agi menirukan cerita sang Bapak. Kala itu semua Land Rover seri II ini bertipe kanvas.. Salah satu Land Rover ini diserahkan kepada Bapak untuk dijadikan kendaraan dinas.

Tahun 1967
Kendaraan diubah menjadi bentuk hardtop, namun dikarenakan keterbatasan komponen impor pada saat itu maka ayah saya berinisiatif untuk membuat hartop sendiri dengan material non aluminium.

Tahun 1978
Akhirnya Land Rover bisa menjadi kendaraan keluarga setelah diurus proses balik nama kepemilikan. Pun dengan Land Rover ini, Bapak kerap mengajak keluarga untuk mudik ke Jogja. Bahkan sampai adikku lahir, kendaraan ini masih tetap dipakai. 

Tahun 1983
Bapak mendapat mobil dinas baru. Karena garasi tidak cukup, diputuskan untuk menitipkan Land Rover ini pada Paman di Jogja. Sayangnya di Jogjakarta justru Land Rover ini malah jarang dipakai.

Tahun 2001
Kendaran tersebut masih digunakan Paman. Sampai suatu hari  ditawar orang Rp 2.5 juta. Mendengar berita tersebut aku langsung berangkat ke Jogja dan menjemput Land Rover itu  kembali ke Jakarta. Keadaannya cukup memprihatinkan karena hampir 10 tahun tidak digunakan.

Tahun 2011
Pada pertengahan tahun sekitar bulan Juni aku bertemu mas Mugi dan membicarakan masalah restorasi kendaraan tersebut. Restorasi kendaraan  diselesaikan oleh bengkel Mugi dalam waktu 6 bulan. Warna aslinya yang abu abu gelap diubah menjadi hijau muda sesuai standar Land Rover pada tahun produksinya.
Sumber: Bernardinus Agi K

Restorasi 
Bodi
Total seluruh bodi diperbaiki. Sepatbor depan kiri/kanan sampai ke bagian pintu-pintunya. Penggantian chassis/cross member belakang dengan bahan baku plat galvanis 1.2 mm. Pengecatan seluruh bodi dengan warna lime green (warna original klasik untuk land rover series II ). Cat  dioplos dari bahan baku merk Danagloss.

Untuk list-list bodi dan perlengkapannya dilakukan proses re-galvanized (pelapisan seluruh list-list bodi tersebut dengan bahan baku timah). Gunanya untuk mencegah perlengkapan dan bahan-bahan tersebut dari karat.

Mesin Dan Wiring Sistem

Mesin kondisi cukup baik, hanya perlu dilakukan peremajaan dan perbaikan ringan. Seperti angkat silinder head dan skir klep untuk membersihkan kerak.. Tune up ringan seperti ganti busi, kabel busi, platina condensor dsb. Karburator asli—Solex-- terpaksa diganti dengan Karburator Weber khusus Land Rover tahun ‘80an. karena sudah tidak maksimal. 

Seluruh wiring sistem juga diganti baru.  Menyesuaikan sistem kelistrikan yang baru pula.  Untuk dynamo altenator menggunakan 80 ampere, dan dynamo starter menggunakan milik kendaraan land rover yang tahunnya lebih muda.

Transmisi

Seluruh bagian girboks dioverhaul, dilakukan penggantian part-part yang sudah kurang baik, termasuk plat koplingnya.

Interior

Untuk interior dan perlengkapannya, dibuat ulang sesuai dengan orisinalnya.  Mulai dari jok depan-belakang, plafon, doortrim, karpet-karpet. Berikut ada perbaikan sedikit di bagian dasbor yang rusak

Rem
Brake System dilakukan penggantian seluruh part yang sudah tidak layak pakai karena usia.

Spesifikasi Teknis

Bodi         
Land Rover Series II 88’ Short Wheel Base 1966

Mesin         
Water cooled four cylinder engine

Kapasitas       
2.286cc

Bore x stroke 
     
90.5mm x 88.9 mm

Kompresi  
     
7.0 : 1

Power output 
      
77bhp / 4250rpm

Torsi           
168/2500rpm

Power train 
    
4 Percepatan maju dan 1 mundur, gigi 3 & 4 sinkromes;

Perbandingan gigi   
3.00:1, 2.04:1, 1.38:1, 1:1, R 2.54:1;

Transferboks     
1,148:1 atau 2,89:1 step down ratio in high/low range

Gardan 
          
Live Axle (depan-belakang) 

Suspensi
       
Semi elliptic leaf springs dan hydraulic telescopic

Brakes           
Rem hydraulic  (drum)

General technical specification
Wheelbase    :  2.24 m
Track              :  1.31 m
Panjang         :  3.62 m
Lebar             :  1.63 m
Tinggi             :  1.97 (with canvas top)
Top speed      :  70 mph
Berat              :  1314 kg
Max. beban    :  703 kg
Pelek              :  Tipe wolf military 16x6 impor langsung Inggris
Ban                :  Toyo Open Country MT, ukuran 235/85-16

Bengkel
Klinik Land Rover
Jl. Dr.  Saharjo/ Jl, Keselamatan 1 No 5
Tebet, Jakarta Timur
T: 021-8290300, 93551664


MODIFIKASI SUZUKI JIMNY 1981 Custom


JIP - Kali pertama bertemu Fajar Syahputra di event off-road Kab. Lahat tahun lalu, dahi  saya seketika berkerut. Membayangkan ceritanya yang harus menempuh perjalanan 4 hari dari kota Kisaran, Sumatera Utara menuju Kab. Lahat. Jadi kalau di hitung--untuk mengikuti event off-road di Kota Lahat--Fajar membutuhkan 8 hari untuk pulang-pergi ditambah 3 hari event. Totalnya 11 hari, ck...ck...ck., waktu yang cukup panjang untuk membuat sebuah ekspedisi adventure.

“Soalnya di kota Kisaran, jarang ada event mas. Kalaupun ada, hanya peserta lokal,” alasan Fajar. “Padahal saya pengin ketemu dengan banyak off-roader dari berbagai daerah.” amun aksi nekat menempuh perjalanan 8 hari via darat ini dijabanin Fajar dengan semangat. Bahkan demi mengghilangkan kesan lama, Fajar pun selalu mengajak seluruh keluarga besarnya untuk menemani perjalanan ini. “Jadi perjalanan bisa terasa lebih mengasyikkan,” ujar pria yang berdinas di Kejaksaan Negeri Bagan Siapiapi, Riau ini.

Tak heran jika dalam setiap event, rombongan tim Rambate Rata Raya Hobies (R3H) asal kota Kisaran ini selalu riuh. Dari mulai anak, istri, kakak, adik, keponakan, bapak, ibu, kakek, paman, semuanya ada. “Semua keluarga besar ikut. Kita berkompetisi, keluarga bertamasya,” kekeh Fajar.

Demi ikut event-event berkala nasional, bapak satu putri ini pun serius menggarap modifikasi jipnya. Basic bahannya dipilih Suzuki Jimny 1981 yang kemudian dipasangi mesin H20 V6 2.000 cc. “Biar enggak malu-maluin jika ketemu off-roader senior yang sering malang melintang di event kompetisi off-road.”

Modal berani tanya jadi persyaratan wajib dalam membangun modifikasi ini. Dua  jawara Jimny kelas 1.000 cc—M Fiddoh dan Joko Jangkrik—diakui Fajar sebagai inspiratornya. Bahkan tak jarang, Fajar pun menelepon keduanya untuk sekadar bertukar pikiran.       “Jadi selain berkompetisi, off-road itu juga bisa menambah saudara. Semua jadi soulmate kaya nama si Jimny ini.” tutupnya
Ngomong-ngomong kalau ke Jawa bisa sebulan perjalanan nih.. he...he...he

Mesin

Jauh-jauh ikut kompetisi kurang oke kalo bekalnya pas-pasan. Maka diputuskan untuk mengganti mesin 1.000 cc nya dengan mesin baru berkapasitas lebih besar. Pilihannya mesin Suzuki H20 V6 2.000cc. Mesin ini sama persis dengan mesin yang dipakai oleh Djoko Jangkrik pada ‘Predatornya’. Bahkan Fajarpun membocorkan rahasia, kalau mesin ini disetting oleh mekanik yang sama. Mantap!

Gardan

Hasil mencari info dari berbagai sumber membuahkan kolaborasi gardan FJ40 custom untuk depan dan gardan Suzuki Jimny Samurai sumbu lebar untuk belakang.  Gardan FJ40 dipilih karena kekuatannya terutama pada as rodanya.  Sedangkan gardan Samurai karena ukuran dan final girnya yang pas sesuai kebutuhan. Supaya settingan mesin baru tak banyak kesulitan karena sama-sama produk Suzuki. Final gir terpasang 8:43. 

Sokbreker

Fajar tahu benar akan kebutuhan primer menyoal sokbreker di ajang kompetisi. Karena selain menyangkut soal kenyamanan, sokbreker juga berperan besar dalam hadling kendaraan. Keputusannya memakai King coilovershock dengan travel 12’ (depan-belakang). Sementara bumpstop memakai Profender 3’. Pemasangan suspensi coilovershock memerlukan link suspensi comotan dari .....

Pelek

Pelek beadlock  custom dipasangi ban Simex Extreme Trekker 31’. Ukuran ban pas dengan final gir yang dipasang. Sementara tapak ban Simex terbukti cukup andal di trek off-road ekstrem

Jok

Jok buket Sparco yang dibungkus ulang ditambahkan dengan safetybelt Crow Enterprises. Jaminan keamanan karena memeluk erat driver dan co-driver saat melibas trek.

Bak belakang
Dimensi Jimny yang sempit memaksa Fajar menggunakan ruang dengan bijaksana. Sisa ruang belakang dipakai untuk tempat tangki bensin dan 2 buah aki MF merek Rocket dan Delkor 100 ampere. Winch Warn 8274-M50 yang sudah mengadopsi double motor ternyata ditempatkan di bagian belakang untuk perimbangan bobot.

Dasbor

Dasbor berbahan pelat aluminum. Dengan meter indikator simpel namun fungsional. Stir mengadopsi merek Momo. Lalu di depan co-driver disiapkan pipa besi pengangan. “Untuk menghindarkan reflek tangan co-driver menahan jip ketika terguling.”

Spesifikasi Teknis
Sasis   
Suzuki Jimny 1981

Bodi    
Custom

Mesin       
Suzuki H20 V6,  2.000cc

Girboks  
Custom Suzuki SJ410

Gardan    
Jimny Samurai sumbu lebar (belakang)  dan  Toyota FJ40 custom (belakang)

Finalgir    

8: 43

Locker   
Lock las (belakang), Air Locker ARB (depan)

Alternator  

Bosh 140amp bosch.

Aki        

2 MF Delkor dan Rocket 100amp.

Winch
    
8274-M50 double motor custom by hobbies WS

Solenoid  

Albright

Sokbreker  

King coilovershock 12’ (depan-belakang)

Jok       

Sparco Custom.

Pelek    

Beadlock Custom

Ban     

Simex Extreme Treker 31’

Bumpstop   

Profender 3”

Lampu      

2 Buah lampu LED vision dan  2 buah  Warn

Safety belt   

Crow Enterprises 4 titik

Rem       

Disk Brake Jimny Custom 

Bengkel   

R3H Workshop
Jl Lintas Sumut, Simpang Kongsi 6, Kisaran, Sumatera Utara