Minggu, 21 Oktober 2012

MODIFIKASI OFF-ROAD : JEEP CJ7 1982 – SUZUKI JIMNY 1982


Sharing Adrenalin


Banyak ragam cara mendidik anak, salah satunya seperti yang dilakukan oleh H. Zulhermond MD terhadap putranya Raymond Zafarino. Alih-alih membuat si kecil mampu bersikap dewasa, tidak tanggung-tanggung, Zul menghadiahi Raymond sebuah kendaraan off-road yang siap tempur.  “Banyak sisi positif yang bisa diambil dari dunia off-road. Selain belajar mengambil keputusan di dalam trek, lingkup pergaulannya pun cukup bisa digunakan sebagai sarana pembelajaran,” ujar Zul.
   
Berbekal hal itulah, Haji asal daerah Sijunjung Sumatera Barat ini membangun Suzuki Jimny buat Raymond. Tentu saja mengingat usianya baru menginjak 10 tahun, beberapa ubahan utamanya menyoal dimensi jadi hal yang diperhitungkan. Simak saja ruang driver, dijamin pengemudi dewasa pasti akan mengalami kesulitan saat berada di balik kemudi. Hal ini diamini oleh Pendi selaku kepala proyek modifikasi, “ Pokoknya butuh perjuangan ekstra jika ingin memindah-mindahkan mobil ini,” kekehnya.
   
Bukan hanya memberi hadiah mobil, tapi bersama Jeep CJ-7 andalannya, Zul rajin mengajak Raymond - putranya mengasah skill. “Walau masih belia, ketrampilannya sudah lumayan mumpuni menghadapi trek off-road. Rasanya banyak juga gardan yang bengkok akibat jip sering dijumping-jumpingkan” papar sang ayah. “Tapi untuk menghadapi trek-trek yang terlalu ekstrem memang masih saya batasi. Mengingat kekuatan tangan kan juga belum terlalu kuat.” tambahnya.
   
Namun pelan tapi pasti duet ayah - anak ini akan meramaikan kompetisi di Sumatera barat. Di event Lintang Enam Singa Harau Extreme Offroad 2011 lalu keduanya juga sudah ikut meramaikan. Meskipun kelas yang diikuti tentu saja berbeda. Untuk awal, Raymond cukup turun di kelas standar, sedang sang ayah yang kerap turun di berbagai event ikut kelas Ekstrem.
   
Bukan tidak mungkin nantinya Raymond bakal jadi kompetitor serius bagi sang ayah. Mari kita tunggu saja kiprah Raymond! Ayo gaspol!



Caption CJ7
Mesin

Mesin sudah memakai Cherokee 4.000 Cc. Tapi ternyata kelebihan mesin ini yang sudah model injeksi justru tidak dimanfaatkan dan malah pakai karburator Toyota FJ40 sebagai gantinya. Alasannya simpel, tidak mau dipusingkan dengan troubleshoot dari ECU maupun sensor-sensor jika turun di kompetisi.

Kaki-kaki

Suspensi merupakan racikan gado-gado antara coil spring Toyota VX plus sokbreker ProComp ES9000 di buritan dan coil overshock custom di depan. Dengan kombinasi ini keberingaasan Zul di trek off-road bisa tersalurkan. Tanpa merasa takut bantingan jip membal enggak karuan

Ban
Agar traksi selalu terjaga ban Simex Extreme Trekker 35”x10,5-15 LT yang membalut velg Daihatsu Taft custom beadlock diandalkan. Berbagai karakter trek off-road pun dilahap habis.

Winch

Memakai winch Warn 8274 di depan ternyata masih dirasa kurang. Terutama ketika harus recovery atau reposisi jip di trek sulit. Makanya di bumper belakang tak lupa ditambahkan winch T-Max 9500


Caption Jimny
Mesin

Karena masih taraf “belajar”, mesin bawaan Suzuki berkapasitas 1.000 cc 4 silinder inline jelas lebih dari cukup. Sedikit ‘penyesuaian’ di internal mesin dilakukan untuk mengejar performa yang lebih baik.

Kaki-kaki

Suspensi bawaan asli Jimny masih digunakan karena toh, masih oke untuk pemula di trek off-road.

Ban

Untuk ban Savero Extreme Komodo 31x10,5-15 LT jadi pilihan untuk disandingkan dengan velg Avantec yang telah dimodifikasi jadi beadlock. Ukuran Savero Komodo ini pas untuk gardan standar Jimny

Interior

Inilah keunikan jip milik Raymond. Tengok saja dimensi ruangnya sengaja menyesuaikan anak yang masih berumur 10 tahun ini. Makanya orang dewasa yang mau menjajal jip ini dijamin bakal kerepotan.


SPESIFIKASI

Jeep CJ-7
Mesin                   : OEM Cherokee
Kapasitas            : 4000 cc, inline 6 silinder
Karburator          : OEM Toyota FJ 40
Koil                      : Malory
Kabel Busi           : Blue Thunder
Girboks               : OEM CJ-7 manual 4 percepatan maju
Transfer case     : OEM Toyota FJ-40
Gardan                : OEM Isuzu Bighorn
Final Gear           : 10:43
Shock                  : ProComp ES9000
Per                      : OEM Toyota Land Cruiser  VX
Velg                     : OEM Daihatsu Taft Custom Beadlock
Ban                      : Simex Extreme Trekker 35x10,5x 15
Winch                  : Warn 8274 (depan), T-Max 9500 (belakang)
Seatbelt              : Momo
Bengkel              : Pendi Service Station-Tanjung Ampalu

Suzuki Jimny 1982
Mesin                  : OEM Suzuki Jimny (F10A)
Kapasitas            : 1000 cc, 4 Silinder inline
Koil                     : Malory
Kabel Busi          : Blue Thunder
Girboks               : OEM Suzuki Jimny Manual
Transfer case     : OEM Suzuki Jimny
Girboks              : OEM Suzuki Jimny
Final Gear          : 8: 43
Shock                 : ProComp ES 9000
Velg                    : Avantec Custom Beadlock
Ban                     : Savero Extreme Komodo 31x10,5-15 LT
Winch                 : Warn 8274 (depan), T-Max 9500 (belakang)
Seatbelt             : Momo
Bengkel             :Pendi Service Station-Tanjung Ampalu

ALIRAN MODIFIKASI

1.      City Slickers
Pertama sekali tentu aliranan jalanan, kerap disebut city slickers. Cirinya mudah dipahami. Suspense tidak jangkung, ban ukuran normal. Biasanya mereka yang menyukai aliran ini, merasa pas dengan modifikasi yang menunjang kenyamanan berkendaraan A/C sudah pasti. Sebut saja interior kulit, jok ala sedan, kaca film penahan ultra violet dan audio, atau malah system multimedia.
City slickers juga mudah dikenali karena biasanya selalu tampil cilong. Cat mengkilap bak cermin, bahkan sampai pelek pun diusahakan tidak berdebu. Tapi penampilannya tetap jip sejati, tidak lantas menjadi banci.
Bicara soal mesin, city slickers punya dua jenis kalangan. Pertama mereka yang murni menyukai power besar khas jip. Biasanya mesin dimodifikasi agar tarikan kencang dan performa tinggi. Tapi ada juga yang mengutamakan factor ekonomi. Kalangan yang ini, dikenal lebih suka mesin diesel ketimbang bensin.

2.      Speed
Di luar aspal, kategori modifikasi jip makin banyak. Kalau dulu hanya ada aliran off-road saja, sekarang ini sudah terbagi-bagi lagi. Secara garis besar, aliran off-road bisa dipisahkan jadi dua; speed and adventure.
Mereka penganut aliran speed untuk harian, jamak memodifikasi jipnya dengan ciri-ciri tertentu. Bumper minimalis, ban kurus, pelek racing dan mesin bertenaga badak. Tapi mereka biasanya tak terlalu memusingkan interior. Selama ada A/C dan joknya tidak seperti bangku SD, factor kenyamanan sudah cukup.
Tentu berbeda dengan jip yang dimodifikasi untuk kompetisi speed. Di cabang ini, kecepatan jadi perhitungan utama. Berarti jipnya mesti ringan, mesin bertenaga badak, rasio gigi tinggi, gravitasi rendah dan juga aman.
Banyak cara untuk mencapai itu. Sector mesin saja, aliran kompetisi speed terbilang paling banyak variasi. Mulai dari sekedar balancing komponen mesin serta optimalisasi pengapian, sampai ganti mesin VB, pengapian dibantu komputer dan juga pasokan udara paksa. Sebut saja turbo dan supercharger. Belakangan, teknologi NOS (Nitrous Oxyde System) juga dikenal di sini. Untuk kompetisi speed, diesel tak bisa bicara banyak.
3.      Mud Racing
Aliran off-road yang tergolong baru ini, diyakini bakal menarik banyak peminat. Soalnya tak memerlukan modifikasi yang terlalu ekstrem. Sesuai dengan regulasi mud racing milk IOF yang disadur dari Gumbo Mud Racing (AS), bahkan SUV berpenggerak 4 x 2 pun bisa ikutan.
Mengoptimalkan mesin standar, membuat jipnya jadi enteng dan kombinasi pemilihan ban pelek yang ideal, sudah cukup untuk berkompetisi di sini. Asyiknya spesifikasi seperti ini, jip harian pun boleh bergabung.
4.      Adventure
Pertama tentu yang hardcore adventure. Mereka ini penyuka jip hutan sejati. Cirri khasnya sangat terlihat. Dari luar mesti ada bumper kokoh, snorkel, driving lights dan branch wire. Itu lho, kawat yang dihubungkan dari ujung depan kap mesin ke ujung depan atap. Fungsinya untuk menghalau dahan atau ranting, supaya tidak menampar bagian hidung dan kaca depan.
Peralatan recovery juga tak ketinggalan. Whinch dan dongkrak jangkuk (bisa bermerek Hi-Lift Jack atau yang lain) jadi andalan. Tak lupa ring baja tempat mengaitkan hook sling, juga jerigen untuk menampung bahan bakar dan air cadangan. Soal ban, biasanya mereka memilih yang terbukti sakti di berbagai medan. Sementara peleknya memakai yang berbahan besi atau baja campuran. Kini hadir juga pelek tipe beadlock, menawarkan keamanan lebih saat adventure.
Bicara soal suspense, pilihan banyak. Mulai dari per daun under axle dan over axle, per keong, sampai coil-over-shock. Di interior aliran adventure, pasti ditemukan rollbar atau roolcage. Juga radio komunikasi dan meter indicator buat memantau kinerja mesin. Sementara joknya zaman sekarang banyak yang memilih jok model semi-bucket seat karena lebih nyaman dan aman. Kalau dulu, standar pabrik sudah cukup.
5.      Rock Crawling
Cabang yang tadinya dikembangkan dari adventure ini, kini berlangsung marak. Pun begitu dengan tingkat modifikasinya. Kalau dua tahun lalu kebanyakan jip yang berkompetisi di rock crawling (RC) masih berspek adventure, kini tidak lagi.
Para pemakan batu menyukai jipnya ringan, ringkas, bertorsi badan dan paling terlihat suspensinya. Salah satu ciri khas jip rock crawler, punya travel suspense yang amit-amit panjangnya. Diawali inovasi mendiang Joko Prono Murti (Om Pran), yang meracik suspense berjuluk per becek. Tapi sekarang, modifikasi suspense jip RC sudah jauh lebih adventure.
Sekarang ini sedang marak dikembangkan, penggunaan system coil over shock. Jadi bukan lagi per daun, per becak atau sekedar per keong. Coil-over-shock yang tadinya digunakan untuk speed off-road, terbukti paling sakti untuk rock crawling. Suspense mana lagi yang travel minimumnya bisa mencapai 16 inci (40 cm)?
Bodi juga begitu. Paling mudah, karena dibenarkan memakai jip prototype. Alias jip yang bukan produksi missal. Jadi para rock crawler bisa mengembangkan sendiri jip idealnya. Tanpa sepotong pelat bodipun, oke saja. Selama memenuhi syarat keselamatan, no problem!
Soal mesin, RC termasuk paling open selama torsi mencukupi buat merayap di batu besar, bensin atau diesel tak jadi masalah.